English French German Spain Italian Dutch Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese

Nilai Kehidupan

Posted by FIFAFOREVER

Gantung Diri ( Kendat )
Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.


Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."
Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."
Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".
Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".
Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.

Nilai Kehidupan
Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.
Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.

Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!
http://www.andriewongso.com

Nilai Kehidupan Dalam Kegagalan

Apakah orang cacat dapat mengubah dunia ini menjadi lebih indah? Apakah hanya orang yang sempurna yang dapat mengubah dunia ini lebih baik? Secara tegas dapat dijawab bahwa manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa mempunyai hak yang sama untuk dapat mengubah dunia ini lebih indah dan lebih baik, tanpa memandang apakah ia orang yang cacat atau sempurna fisiknya, bermata sipit atau tidak, berkulit berwarna atau putih dsbnya. Sejarah dunia telah membuktikan bahwa orang cacat mempunyai kesempatan yang sama dengan orang yang sempurna. Tuhan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap manusia, diberikannya tempat khusus untuk bermimpi dalam otak manusia.
Tiga orang cacat berat yang pernah hidup di dunia ini dan mempunyai jasa besar bagi umat manusia: Helen Keller lahir pada tanggal 27 Juni 1880 di Tuscumbia, Alabama, AS dan meninggal dunia tahun 1968 dalam usia 87 tahun. Pada usianya masih 19 bulan ia terserang penyakit yang menyebabkan buta dan tuli. Dalam perjuangan hidup selanjutnya, ia telah menjadi seorang penulis, peneliti, aktivis, dan dosen. Ia bekerja membantu orang-orang buta dan tuli. Menguasai bahasa Perancis, Jerman, Yunani, dan Latin lewat Braille. Bukunya yang terkenal The World I Live In dan The Story of My Life (diketik dengan huruf biasa dan Braille) yang menjadi literatur klasik di Amerika Serikat dan diterjemahkan ke dalam 50 bahasa. Ia juga mendirikan American Foundation for the Blind dan American Foundation for the Overseas Blind. Atas perjuangannya itu Helen dianugerahi Honorary University Degrees Women’s Hall of Fahme, The Presidential Medal of Freedom, The Lions Humanitarian Award dan kisah hidupnya telah meraih dua piala Oscar.
Louis Braille dilahirkan tanggal 8 Januari tahun 1809 di Coupvray Perancis dan meninggal 6 Januari 1852. Sewaktu usianya masih 3 tahun ia senang bermain-main di toko perlengkapan kuda ayahnya. Pada saat itulah matanya terkena salah satu peralatan kuda ayahnya yang menyebakan kedua matanya menjadi buta. Meskipun matanya buta dalam perkembangan kehidupan selanjutnya, ia telah mengembangkan tulisan untuk membantu tunanetra dapat membaca dan menulis. Pada menjelang akhir abad ke-19 ciptaannya tersebut diterima secara universial dengan nama tulisan “Braille”. Berkat jasanya yang luar biasa tersebut, dunia internasional memperingati hari kelahirannya tanggal 4 Januari sebagai: ”Hari Braille”.
Ludwig van Beethoven, seorang Jenius dalam bidang musik, dibaptis tanggal 17 Desember 1770 di Bonn, meninggal dunia tanggal 26 Maret 1827 di Wina. Ia pernah diremehkan oleh gurunya karena tidak bisa melakukan perkalian dan pembagian. Kini Ia dikenal sebagai seorang komponis musik klasik dari Jerman. Karya yang terkenal adalah simfoni kelima dan kesembilan dan juga lagu piano Fur Elise. Ia di pandang sebagai salah satu komponis yang terbesar dan merupakan tokoh penting dalam masa peralihan antara zaman klasik dan zaman romantik. Semasa muda, Ia adalah pianis yang berbakat, popular di antara orang-orang penting dan kaya di Wina, Austria tempatnya tinggal.
Pada usia 20 tahun, panca indra pendengarnya mendapat gangguan dan ia menjadi tuli yang disebabkan otolerosis. Ia tertekan sampai-sampai ia mau bunuh diri. Ia merasa sedih, karena penyakit yang dialaminya tersebut, yang dapat dilihat di suratnya yang ditemukan di sebuah rumahnya di Heiligenstadt dekat Wina. Alasan yang lain lagi sehingga ia terkena depresi berat adalah karena tak berhasil mendapatkan teman hidup. Banyak wanita bangsawan yang sering dicintainya, namun umumnya cintanya bertepuk sebelah tangan dan Beethoven tak pernah beristri.
Pada usia 40 tahun ia menjadi seratus persen peka, sehingga ia tak pernah tampil lagi di muka umum dan semakin menjahui masyarakat. Hasil karyanya semakin sedikit dan semakin sulit di mengerti. Sejak itu dia mencipta terutama buat dirinya sendiri dan beberapa pendengar yang punya ideal masa depan. Dia pernah bilang kepada seorang kritikus musik, ”Ciptaanku ini bukanlah untukmu tetapi untuk masa sesudahmu.”
Pada tahun 1826, Beethoven menderita demam tingi yang ternyata disebabkan oleh penyakit ginjal. Penyakitnya tak tertolong dan meninggal dunia pada tanggal 26 maret 1827 di Wina pada usia 57 tahun.
Karya Beethoven yang banyak itu adalah: 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vocal, musik teater dan banyak lagi.
Dari kisah hidup 3 orang cacat berat tersebut (Helen, Braille, dan Beethoven) dapatlah kita pelajari bersama bahwa ada nilai-nilai kehidupan yang harus kita ingat bersama dalam suatu kegagalan hidup ini. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kejadian yang secara tiba-tiba menimpa kita, merupakan suatu rencana Tuhan. Yakinlah rencana-Nya itu indah dan Dia pasti turut bekerja dalam kehidupan kita yang akhirnya rencana-Nya pasti akan mendatangkan kebaikan.
2. Merenunglah sesaat dan ambil suatu hikmat untuk dipelajari dari kejadian tersebut. Jangan mencari–cari alasan atau mengkambinghitamkan orang lain. Belajarlah dari peristiwa tersebut.
3. Majulah selangkah demi selangkah. Pandanganlah ke depan dan jangan menoreh ke belakang. Lupakan kejadian yang menimpa tersebut.
4. Ingatlah bahwa kita dihadapan Tuhan merupakan mahluk yang sangat mulia. Tidak ada dalam kamus Tuhan, orang yang cacat tidak mempunyai hak untuk dapat mengubah dunia ini menjadi lebih indah.
Ingatlah nilai-nilai tersebut dan jangan sampai karena cacat tubuh, membuat seseorang menjadi tidak berdaya lagi dalam menjalani hidup ini, tidak lagi mempunyai mimpi yang indah dan selalulah tetap optimis dalam meraih mimpi tersebut, seperti pernah yang dikatakan oleh Helen Keller: ”Aku mengucap syukur kepada Tuhan atas cacatku, sebab melaluinya aku telah menemukan diriku sendiri, karyaku, dan Tuhanku.”
*) Dudy Saragih, alumni workshop “Cara Cerdas Menulis Artikel Menarik batch XII” ini dapat dihubungi di dudysaragih@yahoo.com atau www.dudysaragih.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar

Share |
Photobucket

Kehidupan

adsense

RecentPosts

Bloglists

  • Leader dan rekan - Ketika atasan sudah menunjuk Anda untuk menjadi seorang leader suatu anak cabang perusahaan, pastikan untuk membuat tim yang solid. Kumpulkan semua rekan, ...
    13 tahun yang lalu
mp3